Banyak yang bilang jip ini seperti tiang listrik berjalan. Hati-hati jangan sampai kena stoom!
“Urang mah lempeng wae. (Saya sih cuek saja – red) Dibilang tiang listrik berjalan mah biarin saja. Toh, sekarang banyak yang niru,” komentar Hadi Kusnadi yang kerap dipanggil Atung. JipMania pasti ingat dengan Atung. Itu lho pemilik Steyr raksasa yang jadi cover majalah JIP volume 21 Januari 2004.
Nah, jip Toyota FJ40 ini merupakan buah karya terbarunya. Seperti biasa ‘big size’ memang selalu menjadi ciri khasnya. Maklum Atung memang masih dialiri darah raksasa. Biarpun perawakannya kecil soal selera tunggangan ia justru menyukasi jip berdimensi besar. “Pakai jip yang gede bikin saya lebih pede,” alasannya singkat.
Sebelumnya tampi dengan ‘wajah barunya’ Toyota berkelir putih milik Atung memang berkesan amat berat. Tak hanya karena memasang gardan Mercedes Unimog 404 yang sudah dilengkapi differential lock, tapi juga lantaran sasis dimelarkan dimensinya. Belum lagi dimoncong depan dipasang PTO milik panser yang ukurannya guede banget.
Tapi itu duluuu…! Sekarang sudah jauh berbeda. Bodi belakang dipangkas habis sehingga pipa-pipa rollcage lebih menonjol. Sementara bumper depan tak lagi ditongkrongi PTO gambot. Sebagai gantinya Warn 8274. “Sekarang departure anglenya jadi lebih sip. Soalnya ban jadi lebih nongol. Sehingga lewat trek V enggak susah lagi,” bisik pria kelahiran 4 Agustus 1951.
Satu hal lagi, link bar yang sering diledek sebagai tiang listrik walaupun tetap dipertahankan tapi sudah mengalami modifikasi. Jika tadinya dibuat rigid kini jadi lentur setelah ditambai pillow ball bikinan sendiri. Sehingga suspensi belakang travelnya jadi lebih maksimal. “Biarpun teknologinya banyak yang terinspirasi dari jip-jip off-road di Amerika tapi bahan memodifikasinya bikinan sendiri lho,” bangga Atung.
Apakah jip Toyota rancangan pengusaha antena ini memang andal sesuai keyakinan pemiliknya? Kita tunggu saja penampilannya di arena batu dan adventure.
Soal dapur pacu Atung lebih percaya pada mesin Toyota 2F. Hanya saja butuh sedikit sentuhan. Jeroan tetap dibiarkan aslinya. Tapi kem ditukar 260 derajat. Sehingga ledakan tenaganya jadi lebih besar. Agar pasokan bensin lancar karburator dikorek. Begitu gas diinjak kedua skep karbu 2F bisa langsung terbuka. Namun untuk pengapian Atung lebih suka mempertahankan model platina. Alasannya jika sewaktu-waktu ada masalah gampang mengatasinya karena sudah biasa. Sementara koil dipasang merk Hitachi.
Soal keselamatan Atung tak mau setengah-setengah. Pipa rollcage yang dibuat semua menyatu dengan sasis dan dilas kokoh. Pada bagian belakang dan atas ditambahi pelat aluminium bordes. Sehingga driver dan co-driver bisa merasa aman.
Agar lebih kokoh dan lentur kaki-kaki memakai sistem 5 link. Untuk bagian belakang setiap ujung link bar sudah dimodifikasi dengan memasang laker GE (cara kerjanya seperti pillow ball). Modifikasi ini tak butuh biaya mahal. Supaya kopel tak mudah lepas, sengaja dua buah link bar yang menyatu di atas bonggol gardan dipasang ballhub bikinan sendiri. Travel suspensi belakang dibatasi dengan link bar supaya stabil saat dipakai di jalan raya. Namun saat ditumpukan batu link bar ini dicopot agar travel suspensi belakang lebih maksimal. Sayang link bar bagian depan masih memakai model bushing. Sehingga gerakannya cenderung kaku. Ah, kenapa enggak dipasangi laker GE seperti di belakang, Bos?
Mengejar kombinasi gigi superlow, Atung mencangkok girboks Panser. Biarpun bobotnya berat tapi girboks Panser punya kelebihan komposisi gigi-gigi yang kasar. Sehingga crawling rationya maksimal. Perbandingan gigi satunya 1:7,1. Supaya bisa menyatu dengan mesin 2F dan transfercase Dana 20 yang punya perbandingan 1:2,3 (Low) perlu dibuatkan adaptor. Selain itu as blender girboks Panser perlu dibubut. Menyesuaikan ukuran as blender Toyota.
Agar pembagian beban seimbang, dudukan 2 buah aki NS 6TN 12V 100 AH 680 Ampere diletakkan di buritan kiri dan kanan. Eh, ngomong-ngomong pasokan listrik dari alternator 100 Ampere nguber enggak ya?
Per depan-belakang mengandalkan coil springs. Depan memakai per keong Unimog 404. Sedangkan belakang comotan dari per keong kabin truk berdimensi panjang 74cm. Sebagai bump stop dipasang per keong milik Holden Primer.
Biarpun dimensi gardan Unimog 404 besar, Atung tetap menyukainya. Alasannya selain lebih kuat dan ground clearencenya tinggi, juga sudah dilengkapi differential lock manual. Jadi tak perlu pusing mencari locker yang tepat. Sementara final gir dipatok 1:7,60. Bila digabung dengan girboks dan transfer case, crawling ratio diklaim 1:129. Artinya untuk menghasilkan satu putaran roda, mesin mesti berputar 129 kali. Wah, ini sih pelan buanget!
Tuas yang ada di kabin lumayan banyak. Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Kalau belum terbiasa bisa bikin puyeng. Soalnya selain tongkat pemindah gigi persneling dan transfercase masih ada lagi tuas rem di girboks dan transfercase. Ditambah lagi 2 buah tuas rem untuk mengunci belakang sebelah kiri atau kanan. Ada juga 2 buah tuas differential lock. Sebelum PTO dilepas malah masih ada 3 tuas lagi untuk mengoperasikan peranti recovery ini.
Pengganti Winch PTO dipasang Warn 8274. Kalau trek yang dilewati ekstrem, PTO baru diaktifkan.
Spesifikasi Teknik
Sasis: Toyota FJ40 1975 Custom Long Chasis
Bodi: Custom with Rollcage
Mesin: Toyota 2F 4.200 cc 6 silinder segaris
Kem: 260 derajat
Karburator: OEM FJ40
Power Steering: Colt Diesel
Pengapian: Platina OEM FJ40
Koil: Hitachi
Altenator: Hitachi 100 Ampere
Aki: NS 6 TN 12V 100 AH 680 Ampere (2 buha)
Drivetrain
Girboks: Panser 4 maju 1 mundur
Transfercase: Dana 20
Gardan: Unimog 404 with Differential Lock
Final gir: 1:7,60
Rem: Tromol Unimog, Master dan Booster Rem Toyota Rino
Sokbreker: OEM Mercedes 4711 (depan-belakang)
Per: Coil spring OEM Unimog (depan), Coil Spring eks kabin truk ukuran 74cm/16mm/19cm dan Holden Primer belakang)
Pelek: OEM Unimog
Ban: Dunlop 40×12.5 R20
Aksesoris
Jok: Eks Singapura
Safety Belt: Custom 3 titik
Winch: Warn 8274
Lampu belakang: 4 buah @ 100 watt
Lampu Sorot: 2 buah @ 100 Ampere
Tanki Bensin: Custom Stainless Steel
Bengkel: Dikerjakan sendiri
Kerennnn fj40nya mas…klo boleh tau biaya modifikasinya berapa?brp lama pengerjaannya?bengkelnya dimna?bs mobil sy dkrjkan jga?tp mngkin sdkit prbhan nntinya…tq